INFOPBGCOM, PURBALINGGA - Dulu Perang Sarung merupakan Permainan, namun sekarang mengalami bias makna dan tujuan. Kisah mula perang Sarung terjadi sejak masa pemerintahan Gus Dur di tahun 1999 berjalan.
Dulunya Kebijakan libur selama satu bulan penuh di kala bulan Ramadhan, membuat ragam permainan anak-anak berkembang dengan kearifan lokalnya, salah satunya yakni "Perang Sarung" bahkan sangat fenomenal pada masanya.
Biasannya, diantara yang paling "jago" pada "pertempuran" selanjutnya berpindah tim dengan yang lainnya. Dan semua dilakukan atas dasar kesenangan semata, tidak ada unsur dendam dibelakangnya.
Namun, seiring perkembangan zaman, perang sarung ini mengalami pembiasan makna bahkan menyebabkan aksi saling serang. Aksi saling balas ini justru menggunakan senjata tajam, dan bukan pakai sarung seperti latar belakangnya.
Mirisnya, sarung yang dipakai dimodifikasi sedemikian rupa untuk dapat melukai lawan secara fatal seperti berisi batu dalam "gebokan". Inilah yang harus diwaspadai, terlebih jika permainan ini dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Maka wajar, jika pihak kepolisian selalu mewaspadai permainan ini, terlebih jika dilakukan dan meluas dalam skala besar. Apalagi jika melibatkan antar kelompok yang memiliki latar belakang perselisihan, tentunya masyarakat pun mewaspadainya, pasalnya kegiatan ini kerap memakan korban jiwa.