INFOPBG.COM, PURBALINGGA - Tim Pengembang Produk Khas Purbalingga lintas OPD yang terdiri Dinkop UKM, Dinperindag, Dinnaker, Dinpertan, DKPP, Dinporapar dan Bagian Perkonomian Setda telah mengkaji calon-calon produk khas Purbalingga. Dan dari 20an nominator, mengkerucut menjadi 5 produk, diantaranya yakni Makaroni Keju, Aneka Olahan Nanas, Kopi serta Blangkon Soedirman dan batik khas Purbalingga.
Kepala Dinkop UKM Kabupaten Purbalingga Budi Susetyono melalui Kepala Bidang UMKM Adi Purwanto mengatakan kelima produk tersebut akan dikembangkan menjadi produk khas Purbalingga.
Saat ini produsen makaroni keju dan kopi cukup melimpah, bahkan makaroni keju Purbalinggapun telah beredar di kota-kota besar baik yang bermerek Purbalingga maupun yang tidak bermerek. Sedangkan blangkon Soedirmanan merupakan produk yang siap dikembangkan dan ia mempunyai ciri khas yang tidak dimiliki oleh daerah lain.
Banyak potensi produk yang dikembangkan seperti nopia atau kacang klethik, namun kadang ada produk yang sama juga dimiliki oleh daerah lain. Dan pertimbangan lain bukan cuman pada produk, akan tetapi juga ketersediaan bahan baku, kapasitas produksi hingga mindset pelaku usahanya.
Sementara itu, terkait kebijakan Bupati Purbalingga pada tahun ini yang mulai mencanangkan kebangkitan pariwisata di Purbalingga dan Pariwisata menjadi penggerak ekonomi, membuat pihaknya akan menyediakan outlet-outlet produk khas Purbalingga di obyek wisata, toko oleh-oleh, hotel dan restoran.
Outlet di Owabong, Green Sabin, D’Llas, Golaga, Toko Oleh-oleh, Hotel Braling, Purbasari Pancuran Mas telah dirintis dan pihaknya juga mendorong obyek-obyek wisata mempunyai ciri khas dalam hal produknya. Kini juga sedang dalam proses yaitu produk minuman bunga Telang di Desa Karangtalun dan aneka olahan berbahan Parijoto di Desa Gunung Wuled, Rembang.
Untuk outlet di bandara, saat ini sedang dipersiapkan, kendalanya ada pada anggaran yang terancam refocusing dan posisi outletnya di dalam bandara JBS.