Kuau Raja, Sang Raja dengan Seratus Mata -->

Menu Atas

Advertisement

Link Banner

Peta Covid

Kuau Raja, Sang Raja dengan Seratus Mata

Sabtu, 09 Januari 2021



INFOPBG.COM, SATWA - Kuau Raja merupakan fauna identitas Provinsi Sumatera Barat dan salah satu burung berukuran raksaksa sekitar 120 cm untuk pejantannya sementara betinannya sekitar 60 cm. Kuau Raja ini memiliki bobot yang mencapai 10 Kg, dan identitas lain dari burung ini yakni bulunya bercorak bulat-bulat mirip seperti mata serangga yang berwarna cerah dana berbintik keabu-abuan.

Layaknya Burung Merak, Mata-mata ini akan lebih kelihatan ketika ekornya megar, terutama saat jantan memamerkan bulu sayap dan ekornya didepan si betina. Bulu-bulu sayapnya burung ini akan  membentuk kipas dan memamerkan "ratusan mata" di depan pasangannya.

Pada 15 Juli 2009 Ditjen Pos dan Telekomunikasi, Departemen Kehutanan dan Burung Indonesia mengabadikan burung ini dalam perangko seri "Burung Indonesia:Pusaka Hutan Sumatera".

Masyarakat minang begitu memujanya dimasa lalu dan sering dimunculkan melalui ungkapan-ungkapan ataupun pantun.

Menurut Ilmuan Swedia Carlos Linnaeus (1707-1778) seorang peletak dasar tatanama biologi yang memberikan nama ilmiah khusus untuk Kuau Raja yakni Argusianus argus. Dalam mitologi Yunani berarti Raksaksa Bermata Seratus dan dalam bahasa Inggris yakni Great Argus.

Ciri khas lainnya adalah memiliki dua helai bulu ekor yang panjangnya mencapai satu meter. Kuau Raja tidak bisa terbang jauh namun kemampuan berlarinya sangat baik dan burung ini dapat berpindah tempat dengan cara melompat ke dahan-dahan pohon. Untuk makanan Kuau Raja ini diantaranya buah-buahan yang jatuh, biji-bijian, siput, semut dan berbagai jenis serangga.

Kuau Raja termasuk memiliki penciuman dan pendengaran yang sangat tajam, sehingga sukar untuk di tangkap. Kebiasaan burung ini membuat sarang di permukaan tanah. Kuau Jantan biasanya soliter, poligini (satu jantan dan banyak betina) dan sangat teritorial. Jantan menunjukan teritorinya dengan membersihkan daerah dari daun, ranting, semak ataupun batu sertatiap pagi akan bersuara di areanya.

Suara meledak-ledak, nada ganda bendan bunyi "ku-wau" yang akan terdengar tiap jeda 15-30 detik atau bahkan panjang. Dan mungkin dari situlah menjadi sebab mengapak burung ini diberi nama Kuau Raja.

Secara global, persebaran Kuau Raja diantaranya Thailand, Malaysia, Myanmar, Brunei Darussalam dan Indonesia. Diindonesia terdapat di Sumatera dan Kalimantan. Habitat yang  disukai hutan primer di dataran rendah hingga ketinggian 1.500 mdpl.

Status Kuau Raja saat ini mendekati terancam punah ( Near Threatened ) dalam status Konservasi yang dikeluarkan oleh IUCN Redlist. Dalam Apendiks II CITIES burung ini juga terancam. Penetapan Burung Kuau Raja sebagai maskot (fauna identitas) provinsi Sumatera barat lewat Kepmendagri Nomor 48 Tahun 1989 dan tertera sebagai burung yang dilindungi berdasarkan PP Nomor 7 Tahun 1999.

Burung Kuau Raja saat ini menghadapi ancaman ganda, disamping diburu untuk diambil bulu dan dagingnya ataupun diperdagangkan burung ini terancam akan kerusakan hutan akibat alih fungsi lahan.