Special Sejarah Purbalingga -->

Menu Atas

Advertisement

Link Banner

Peta Covid

Special Sejarah Purbalingga

Jumat, 18 Desember 2020




INFOPBG, PURBALINGGA - Purbalingga merupakan salah satu kota kecil yang berada di Jawa Tengah. Meskipun kecil, namun Purbalingga memiliki beragam wisata yang mampu memanjakan indra-indra bagi para pengunjung. Keelokan alam yang masih nyata, kelezatan makanan khas yang mampu memanjakan lidah. Dibalik kenikmatan yang ada di Purbalingga sudahkah kalian tahu sejarah Purbalingga ?? Warga Purbalingga wajib tahu ya. . .

Purbalingga, ditetapkan menjadi Kabupaten Purbalingga pada tanggal 18 Desember 1830 bertepatan dengan 3 Rajab 1246 H. Dibalik itu, ada sebuah nama yang tidak akan tertinggal jika kita membicarakan sejarah Purbalingga yaitu, Kyai Arsantaka. Kyai Arsantaka menurut sejarah adalah tokoh yang menurunkan tokoh-tokoh pemimpin Purbalingga. 

Pada masa mudanya Kyai Arsantaka dikenal dengan Kyai Arsankusuma yang merupakan putra dari Bupati Onje II. Pada masa dewasanya, belau meninggalkan Kadipaten Onje dan memutuskan untuk berkelana ke arah timur hingga sampai di Desa Masaran yang sekarang di kenal Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara. Kyai Arsantaka di ambil menjadi anak angkat Kyai Wanakusuma. Kyai Wanakusuma sendiri merupakan keturunan Kyai Ageng Giring yang berasal dari Mataram. 

Kurang lebih selama 20 tahun, mulai dari tahun 1740 - 1760 Kyai Arsantaka menjadi demang di Kademangan Pagendolan yang kini masuk dalam wilayah Masaran. Yang merupakan wilayah dibawah kepemimpinan pemerintahan Karanglewas sekarang merupakan salah satu desa Kecamatan Kutasari Kabupaten Purbalingga. Pada saat itu, pemerintahan Karnglewas dipimpin oleh Tumenggung Dipayuda I.

Banyak sekali riwayat-riwayat yang menceritakan tentang kehebatan dan heroisme seorang Kyai Arsanaka. Seperti ketika perang jenar. Perang jenar merupakan bagian dari perang Mangkubumen, yaitu sebuah perang antara pangeran Mangkubumi dengan kakaknya yang bernama Paku Buwono II. Perang ini terjadi dikarenakan Pangeran Mangkkubumi tidak puas dengan sikap kakaknya yang lemah saat menghadapi kompeni Belanda.

Pada perang jenar ini, Kyai Arsanaka berada di pihak Kadipaten Banyumas yang membela Paku Buwono II. Jasa Kyai Arsanaka kepada Kadipaten Banyumas pada perang jenar tidak dibayr begitu saja. Adipati Banyumas  R. Tumenggung Yudanegara mengangkat putra dari Kyai Arsanaka yang bernama Kyai Arsayuda menjadi menantunya.

Seiring berjalannya waktu, Kyai Arsayuda menjadi Tumenggung Karanglewas dengan gelar Raden Tumenggung Dipayuda III. Diera pemerintahan Kyai Arsayuda, Kyai Arsanaka diangkat menjadi penasehat. Kyai Arsanaka memberi saran kepada putranya untuk memindahkan pusat pemerintah yang berada di Karanglewas di pindah ke Purbalingga.

Kyai Arsayuda menerima nasehat ayahnya. Pusat pemerintahanpun di pindahkan dari Karanglewas ke Purbalingga dan diikuti dengan pembangunan pendopo Kabupaten dan alun-alun Purbalingga.

Nama Purbalingga bisa kita dapati di Kisah-kisah di dalam kitab babad. Yang berkaitan dan menyebut Purbalingga ada diantaranya, Babad Onje, Babad Purbalingga, Babad Banyumas,dan Babad Jambukarang.

Selain dari empat kitab Babad yang disebutkan tadi, dalam merekontruksikan sejarah purbalingga juga melihat peninggalan-peninggalan Hindia Belanda yang tersimpan di dalam koleksi Arsip Nasional Republik Indonesia. Berdasarkan sumber yang sudah disebutkan, melalui Peraturaan Daerah (Perda) No.15 Tahun 1996 Tanggal 19 November 1996 di tetapkan bahwa Hari jadi Kabupaten Purbalingga adalh 18 Desember 1830 yang bertepatan dengan 3 Rajab 1246 H atau 3 Rajab 1758 Je.

Purbalingga juga memiliki beberapa peninggalan sejarah, bukan hanya kekayaan budaya dan tradisinya saja seperti peninggalan purbakala yang tersebar di beberapa wilayah di Kabupaten Purbalingga.

1. Batu Lingga

Batu lingga merupakan salah satu peninggalan nenek moyang yang berada di Desa Candinata Kecamatan Kutasari Kabupaten Purbalingga. Kurang lebih 8 km dari pusat Kota Purbalingga.

2. Batu Lingga dan Gua Genteng

Masih berada di Desa Candinata. Gua ini terletak di lereng bukit yang terbentuk dari lelehan lava yang membeku. Gua Genteng juga kadang di kunjungi oleh beberapa orang digunakan untuk bersemdi.

3. Giri Cendana

Giri Cendana berada di Desa Kajongan Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga. Jarak yang ditempuh kurang lebih 5 km dari pusat Kota Purbalingga. Giri Cendana meruapkan makam Bupati Purbalingga yang bergelar Adipati Dipokusumo. Adipati Dipokusumo inilah yang memegang tapuk pimpinan pemerintahan Kabupaten Purbalingga. Yaitu Dipokusumo I, II, III IV, V dan VI. Yang sebelumnya pemimpin pertama adalah putra dari Kyai Arsanaka yaitu Kyai Arsayuda yang mendapat gelar Raden Tumenggung Dipayuda III.

4. Gombangan 

Gombangan berada di Dukuh Brubahan Desa Kajongan Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga. Gombangan merupakan sumber mata air yang digunakan untuk tempat mandi yang ramai dikunjungi pada malam hari. Terutama pada malam Jumat Kliwon. Menurut masyarakat setempat, mata air ini memberikan tuah bagi yang mandi disini dan konon katanya bagi yang mandi disinipun akan awet muda, gampang jodoh dan naik pangakat. Mungkin bagi para jomblo jiwanya akan meronta-ronta ingin kesini.

5. Sendang/ Petirtaan

Sedang atau Petirtaan berada di Desa Sumingkir, Kecamtan Kutasari Kabupaten Purbalingga. Berada kurang lebih 7 km dari pusat Kota Purbalingga. Sendang ini juga dapat memberikan petuah bagi mereka yang mempercayainya. biasanya di kunjungi di malam-malam tertentu.

6. Makam Kyai Wilah

Makam ini berada di Desa Karangsari Kecamatan Kalimanah Purbalingga. Berada kurang lebih 5km dari Pusat Kota Purbalingga. Kyai Wilah merupakan salah satu tokoh agama islam yang cukup berpengaruh. Tempat ini juga biasaya dikunjungi dihari-hari tertentu untuk mendoakan ditempat.

7. Batu Lingga, Yoni dan Palus

batu ini berada di Desa Kedungbenda Kecamatan Kemangkon Kabupaten Purbalingga. Berada kurnag lebih 14km dari Pusat Kota Purbalingga. Batu ini merupakan peninggalan pada masa hindu.

8. Makam Narasoma

Makam ini berada di Kelurahan Purbalingga Lor Kecamatan Purbalingga Kabupaten Purbalingga.

9. Ardi Lawet 

Ardi Lawet berada di Desa Panusupan Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga. Kurang lebih 15 km dari Pusat Kota Purbalingga. Ardi Lawet ini merupakan obyek wisata ziarah. Sebagian besar pengunjung yang berziarah menginginkan keberkahan dari Syekh Jambu Karang yang merupaakn salah satu tokoh yang menyebar luaskan agama islam di Kabupaten Purbalingga. Di Ardi Lawet juga bisa kita jumpai kuku dan rambut dari Syekh Jambu Karang yang di keramatkan. Biasanya rami dikunjungi pada hari Rabu Pon bulan suro. Menjelang malam Jumat Kliwon atau Kamis wage, tempat ini diadakan upacara buku klambu.

Purbalingga juga memiliki museom Prof.Dr.R. Soegarda Poerbakawadja yang merupakan museom pertama yang didirikan di Purbalingga pada tanggal 24 April 2003 oleh Gubernur Jawa Tengah bapak Mardiyanto. Museum ini berada di Pusat kota Purbalingga tepatnya di sebelah Barat pendopo Dipokusumo atau disebelah Utara Alun-alun Purbalingga. Museum ini juga memperlihatkan benda-benda bersejarah seperti benda-benda pusaka yang ada di Purbalingga.