Mengenal Lebih Dekat Jendral Besar Soedirman -->

Menu Atas

Advertisement

Link Banner

Peta Covid

Mengenal Lebih Dekat Jendral Besar Soedirman

Jumat, 18 Desember 2020



INFOPBG, PURBALINGGA - Jenderal Soedirman merupakan salah satu tokoh pahlawan yang sangat terkenal di dunia. terlebih dikalangan Kabupaten Purbalingga dan sekitarnya. Di Purbalinggapun dibangunkan Monumen Jenderal Soedirman yang berada di tempat kelahiran Jenderal soedirman yaitu Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga. Bukan hanya itu, bahkan dibuatkan tugu besar Jenderal Soedirman di perempatan di Kabupaten Purbalingga yang dibuat oleh seniman ternama yaitu Azmir Azhari.

Jasanya dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia sangat di kenang bagi rakyat Indonesia. Jenderal Soedirman merupakan salah satu TNI yang memiliki pangakat tertinggi dalam militer yakni Jenderal Besar yang memperoleh pangkat bintang lima selain Soeharto dan A.H Nasution.

Jenderal Besar Soedirman bernama asli Raden Soedirman. Belau lahir di Purbalingga tepatnya di Bodas Karangjati Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga tanggal 24 Januari 1916 dan wafat di Magelang tanggal 29 Januari 1950. Jenderal soedirman lahir dari pasangan Karsid Kartawiraji dan Siyem, dan memiliki satu saudara yang bernama Mohammad Samingan.
Beliaupun memiliki istri bernama Alfiah dan dikaruniai 7 anak yang bernama Didi Sutjiati, Didi Pudjiati, Taufik Effendi, Titi Wahjuti Satyaningrum, Didi Prapatiastuti, Muhammad Teguh Bambang Tjahjadi, dan Ahmad Tidarwono.

Jenderal Soedirman tinggal bersama sang paman yang bernama Raden Cokrosunaryo yang merupakan seorang Camat. Orangtua dari Jenderal Soedirman merelakan jika putranya tersebut diadopsi oleh pamannya karena kondisi keuangan pamannya lebih baik dibanding dengan orangtuanya.

Diusianya tujuh tahun, Soedirman masuk sekolah di HIS ( Hollandsch Inlandsche School) atau di sekolah pribumi. Kemudian Soedirman dipindah ke sekolah milik Taman Siswa pada tahun ke tujuhnya saat bersekolah. Dan tahun beriutnya Soedirman pindah lagi ke sekolah Wirotomo dikarenakan milik Taman Siswa dianggap sebagai sekolah liar oleh Belanda.

Semasa sekolahnya Soedirman di kenal dengan sesorang yang sangat taat dalam beragama. Ia belajar islam dibawah bimbingan Raden Muhammad Kholil. Karena saking taatnya terhadap agama Soedirmanpun dijuluki sebagai haji. Sebab sering berceramah dan rajin belajar.

Pada tahun 1934, pamannya Cokrosunaryo wafat. Soedirman menjadi sangat terpukul dan setelahnya Soedirman dan keluarganya jatuh miskin. Meskipun begitu,  ia tetap dibolehkan bersekolah tanpa membayar hingga lulus sekolah  menurut Biografi Jenderal Soedirman yang ditulid oleh Sardiman (2008).

jenderal Soedirman mendirikan organisasi islam bernama Hisbul Wathan (HW) milik Muhammadiyah. Dan beliau menjadi pemimpin organisasi HW di cabang Cilacap setelah lulus dari Wirotomo.
Kemampuan dan kepiawaian  beliau dalam memimpin dan berorganisasi serta ketaatannya dalam bergama menjadikan belau dihormati dan disegani oleh masyarakat.
 
Setelah lulus, Soedirman melanjutkan sekolahnya di Kweekschool. Kweekschool merupakan sekolah khusus calon guru milik Muhammadiyah pada era Hindia Belanda. Namun beliau berhenti karena terhalang oleh biaya.

Soedirmanpun pulang ke Cilacap dan mulai mengajar di Sekolah Dasar Muhammadiyah. Disini pula Soedirman menemukan jodohnya yaitu Alfiah. Alfiah merupakan salah satu teman sekolahnya yang kemudian dipersunting menjadi istrinya.

Soedirman tinggal bersama dengan mertuanya yang bernama Raden Sostrostmodjo yang merupakan seorang pengusaha batik kaya. Selama mengajar, Soedirman juga aktif dalam berorganisasi  pemuda Muhammadiyah.

Setelah Jepang berhasil merebut Indonesia dari Belanda pada tahun 1942, perubahan kekuasaan mulai terlihat. Jepang menutup sekolah dimana sekolah tersebut merupakan tempat Soedirman mengajar dan mengalihfungsikan sekolah tersbut menjadi pos militer.
Soedirman yang tidak terimapun melakukan negosiasi dengan pihak militer Jepang. Berkat negosiasi tersebut Soedirman diizinkan kembali mengajar walau saat itu perlengkapan mengajarnya dibatasi.

Ditahun 1944, Soedirman menjabat sebagai Perwakilan di Dewan Karsidenan yang dibentuk oleh Jepang. Dan tak lama setelahnya Soedirman diminta bergabung dengan tentara PETA (Pembela Tanah Air).
Soedirman masuk Peta di Bogor yang setelah tamat pendidikan militer, langsung menjadi Komandan Batalyon di Kroya. Soedirman juga menjabat sebagai Panglima Divisi V/ Banyumas sesudah TKR terbentuk. Hingga akhirnya Soedirman dipilih menjadi Panglima Angkatan Perang Repiblik Indonesia (Panglima TNI). Beliau tercatat sebagai Panglima sekaligus Jenderal pertama dan termuda di Republik Indonesia.

Demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia, Jenderal Soedirman tidak peduli seperti apa kondisi . dirinya sendiri. Setelah bom atom di Hiroshima dan Nahasaki dijatuhkan kekuatan militer Jepang mulai melemah. Saat itupun, Soedirman berada ditahanan di Bogor mulai mempimpin teman-temannya untuk melarikan diri.

Soedirman melarikan diri ke Jakarta dan bertemu dengan Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta. Kedua proklamator tersebut meminta Jenderal Soedirman memimpin pasukan melawan Jepang di Jakarta. Namun permintaan tersbut ditolaknya, ia memilih menjadi pemimpin pasukan Kroya pada tanggal 19 Agustus 1945.
Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, pemerintah mendirikan BKP ( Badan Keamanan Rakyat) dan melebur PETA kedalamnya. Jenderal Soedirman bersama dengan para tentaranya kemudian mendirikan cabang BKR di Banyumas. Disana Jenderal Soedirman menjadi pemimpin dalam melucuti persenjataan tentara Jepang.

Presiden Soekarnopun kemudian membentuk TKR ( Tentara Keamanan Rakyat) dimana personilnya berasal dari anggota PETA, KNIL dan Heiho. Soekarno menunjuk Supriyadi sebagai panglima TKR. Namun saat namanya disebut Supriyadi tidak muncul. 
Ketika itu, Inggris bersama dengan NICA mendarat di Indonesia mulai mempersiapkan senjata bagi tentara Belanda dan mendirikan pangkalaan di Magelang.

Kala itu, Soedirman jabatannya sebagai Kolonel mengirim pasukkannya untuk mengusir Inggris dari Indonesia serta tentara Belanda di Ambarawa. Jenderal Soedirman akhirnya ditunjuk sebagai kepala Divisi V.
Ditahun 1945, tepatnya pada tanggal 24 November 1945 Soedirman yang saat itu, berusia 29 tahun terpilih menjadi pemimpin TKR. dan dipromosikan sebagai Jenderal serta di tunjuk menjadi Kepala Staf TKR. Meskipun kala itu masih belum di resmikan oleh Presiden Soekarno.

Pasukan sekutu kembali datang ke Indonesia dengan alasan akan melucuti tentara Jepang. Namun ternyata Belanda menututi. Dan akhirnya terjadilah pertempuran kembali dengan tentara sekutu. Di Ambarawa pasukan di pimpin oleh Jenderal Soedirman melawan Inggris pada  Desember 1945. hingga pada 12 Desember 1945, serangan serentak dilakukan terhadap tentara Inggris. Pertempuran terjadi selama lima hari, tentara Inggrispun mengundurkan diri ke Semarang.

Pada saat pasukan belanda melakukan agresi militer iI Belanda, Ibukota Republik Indonesia masih berada di Yogyakarta karna saat itu, Jakarta masih dikuasai oleh sekutu. 
Saat itu, Jenderal SOedirman berada di Yogyakarta dengan kondisi yang sangatlah lemah, paru-parunya hanya satu yang berfungsi. Pasukan Belandapun berhasil menguasi Yogyakarta. Bung Karno dan Bung Hatta dan beberapa anggota kabinet lainnyapun ditawan.
Mengetahui kondisi Yogyakarta yang sudah di ambil alih oleh tentara Belanda, Jenderal Soedirman tidak tinggal diam. Beliau melakukan perlawanan terlebih dia sangat mengingat dengan tanggungjawabnya bahwa saat itu, dialah Pemimpin tentara.

Jenderal Soedirman berangkat dengan ditandu dan mempin pasukannya untuk perang Gerilya. Kurang lebih 7 bulan, Beliau berpindah - pindah dari hutan ke hutan, dari gunung ke gunung meski dalam keadaan lemah dan sakit bahkan obatnya hampir habis. Namun, Beliau selalu memberi semangat kepada tentranya dan memberi petunjuk. Namun kondisinya yang seperti itu, akhirnya beliau harus pulang dari medan perang meskipun pemikirannya masih sangat diperlukan.

TBC juga menggerogotinya hingga kian parah. Disaat itu, Indonesia sedang melakukan negosiasi dengan Belanda untuk pengakuan kedaulatan Indonesia. Jenderal Soedirman jarang terlihat karena sering dirawat di Santorium ilayah Pakem yang kemudian dipindah kan di Magelang pada bulan Desember 1949.

Belanda akhirnya mengakui kedaulatan Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949 melalui Republik Indonesia Serikat. Jenderal Soedirman saat itu juga diangkat menjadi Jenderal Besar TNI.

Bukan hanya berjuang melawan sekutu, namun juga berjuang melawan penyakitnya hingga pada tanggal 29 januari 1950 Jenderal besar Soedirman wafat di magelang. Pemakamannya berlangsung di Yogyakarta dengan diiringi konvoi menggunakan empat Ttank serta 80 kendaraan bermotor. Masyakat juga tumpah ruah di jalan memberikan penghormatan terakhir untuk beliau. Makam Jenderal besar Soedirman berada di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta. Dilakukan dengan proses militer dan di makamkan di samping Jenderal urip Sumoharjo. Jenderal Besar Soedirman dinobatkan sebagai Pahlawan Pembela Kemerdekaan.

Jebatannya dalam masa militer antara lain sebagai Panglima Besar TKR/TNI dengan Pangkat Jenderal Besar Bintang Lima, Panglima Divisi V/ Banyumas dengan pangkat Kolonel dan Komandan batalyon di Kroya.