Garengpung Sebagai Salah Satu Kuliner Ekstrim Gunung Kidul -->

Menu Atas

Advertisement

Link Banner

Peta Covid

Garengpung Sebagai Salah Satu Kuliner Ekstrim Gunung Kidul

Kamis, 24 Desember 2020




INFOPBG, KULINERAN - Trend garengpung atau tonggeret sebagai kuliner yang tak lazim menjadikan sumber penghasilan sampingan bagi para pemburu garengpung atau tonggeret. Penampilan garengpung atau tonggeret alias kinjeng tangis alias uir-uir, banyak yak namanya.. orang sunda menyebutnya dengan cengreret atau turaes, di makasar nyengyeng, ada lagi? tulis di kolom komentar yak.

Lanjut, sepintas mirip lalat besar, namun garengpung masih kerabat dekat sama kutu loncat dan juga wereng. Garengpung memiliki suarayang melengking berkat alat penghasil suara yang berada di belakang sayapnya. Menurut beberapa sumber, fase larva garengpung mencapai 17 tahun, sebelum akhirnya dalam 3 hari menjadi serangga dewasa dan segera memasuki fase reproduksi. Beberapa minggu setelah perkawinan garengpung akan mati.

Lantas bagaimana ceritanya garengpung menjadi makanan lezat nan renyah?

Jawabannya ada di Kabupaten Gunungkidul. Di beberapa desa, garengpung diburu untuk dijadikan camilan temen kopi ataupun teh tidak sedikit juga sebagai lauk nasi. Rasanya tidak kalah gurih dengan Belalang. 

Pada musim garengpung pamer suara, disitulah para pemburu garengpung bergerak ke kebun hingga hutan sejak pagi dan pulang selepas siang bahkan ada yang sampai malam hari. Menurut salah satu warga, harga garengpung Rp.30.000/100 ekor tergantung stok yang ada. 

Cara menangkapnya yakni dengan lidi yang diberi gumpalan pulut atau perekat, lidi tersebut disambung dengan bambu atau juga bisa memancing menggunakan cahaya lampu yang memancar.