Bimtek ini diikuti oleh 77 SMP Se Purbalingga. Dengan setiap sekolahnya mengirimkan 4-8 guru mata pelajaran UN/Ujian Nasional ( guru Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, Bahasa Inggris ). Kegiatan bimtek di bagi menjadi dua gelombang, gelombang yang pertama yang sedang dilaksanakan sekarang dan gelombang kedua akan dilaksanakan pekan depan.
Dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, kegiatan bimtek di bagi menjadi beberapa tempat untuk menghindari kerumunan. Diantaranya SMPN 3 Purbalingga, SMPN 1 Padamara, SMPN 1 Bobotsari, SMPN 1 Bojongsari, SMPN 1 Rembang, SM N 1 Bukateja.
Mau tidak mau setiap guru harus mau dituntut untuk terus belajar dan mau berubah lebih baik se iring dengan perkembangan zaman di era digital seperti sekarang ini. Jika tidak mau berubah ya sudah jangan jadi guru. Dan jangan menularkan kebodohan kepada anak-anak. Kasihan anak-anak nantinya, ujar Setiyadi.
Peserta didik di ibaratkan seperti sekeranjang batu. yang terdiri bari berbagai jenis batu. Ada batu bak mutiara, berlian, batu akik dan masih banyak jenis batu lainnya. Jadi mau seperti apa bentuk batu-batu itu tergantung pengukirnya. Yang di maksud pengukirnya ialah gurunya.
Pentingnya peran guru adalah untuk mengembangkan bakat, potensi peserta didik meningkat semaksimal mungkin. Sehingga terwujudlah anak yang kreatif, inovatif dan mandiri. Sesuai dengan bakatnya masing-masing anak.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten Purbalingga juga meminta tingkatkan terus budaya literasi. Orang yang banyak membaca akan lebih kritis, analistis dan tepat dalam mengambil keputusan, serta tidak mudah terprovokasi. Terlebih lagi sekarang maraknya berita- berita hoax.
Yang menjadi penyaji materi di kegiatan Bimtek ini diantaranya ada Bangun Pracoyo dan Suyanto. Keduanya adalah Pengawas Dindikbud Purbalingga. Serta ada Soedry kepala SMPN 2 Kutasari. Pembukaan bimtek dipusatkan di Aula SMPN 3 Purbalingga dan disiarkan langsung di live youtube.