Siapa bilang glagah atau gelaga hanya rumput liar tanpa guna??
Sekarang banyak sekali pengrajin menjadikan rumput glagah atau gelaga sebagai hiasan. Bukan hanya sebagai hiasan saja glagah bisa juga disulap oleh warga Desa kajongan, Kecamatan Bojongsari, Purbalingga menyulapnya menjadi sapu. Sapu yang berbahan dasar glagah kering ini terkenal dengan keawetannya. Setiawan merupakan salah seorang warga kajongan yang dengan cekatan membuat sapu.. Menganyam glagah pada ujung tongkat bambu. Dalam sehari Setiawan dan 3 orang lainnya bisa mengerjakan hingga 200 sapu glaga
Meski dalam Pandemi Covid-19, para pekerja tak begitu terpengaruh dengan aktivitas usahanya. Setiap hari tak ada pekerja yang menganggur . Dari luar memang terlihat sepi namun jika kita masuk kedalam rumah mereka sibuk memproduksi sapu glagah.
Perminat sapu glagah terbilang masih tinggi di mancanegara. Produk sapu glagah ini di ambil oleh pengepul untuk dikirim ke berbagai kota dan sebagian banyak lagi dikirim ke Luar Negeri. Mengekspor sapu glagah lebih di minati karna harganya jauh tinggi di pasar Internasional ketimbang di jual di dalam negeri. Purbalingga patut diacungi jempol meskipun produk sapu glagah ini merupakan produk rumahan namun berani bersaing di pasar internasional.
Namun disisi lain peminat dari dalam negeri semenjak pandemi Covid-19 peminatnya semakin menurun. Sekolah onlinepun mempengaruhi karena biasanya penyelenggara sekolah memborong produk mereka terlebih lagi pada saat tahun ajaran baru. Dari sekolah sendiri biasanya membeli sekitar 50 -100 biji.